TOKSIKOLOGI KUANTITAIF
REVIEW
TOKSIKOLOGI KUANTITAIF
Toxicology
adalah ilmu studi yang mempelajari efek berbahaya dari penggunaan bahan-bahan
tertentu, termasuk bahan kimiawi, pada makhluk hidup. Jelas terlihat bahwa
dalam toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi dengan suatu
cara-cara tertentu untuk menimbulkan respon pada sistem biologi yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sistem biologi tersebut. Salah satu unsur
toksikologi adalah agen-agen kimia atau fisika yang mampu menimbulkan respon
pada sistem biologi. Zat-zat toksis digolongkan dengan cara-cara yang
bermacam-macam tergantung pada minat dan kebutuhan dari yang menggolongkannya.
Sebagai contoh, zat-zat toksis dibicarakan dalam kaitannya dengan organ-organ
sasaran dan dikenal sebagai racun liver, racun ginjal penggunaannya dikenal
sebagai pestisida, pelarut, bahan additif pada makanan dan lain-lain dan kalau
dihubungkan ke sumbernya dikenal sebagai toksin binatang dan tumbuhan kalau
dikaitkan dengan efek-efek mereka dikenali sebagai karsinogen, mutagen Selanjutnya
cara-cara pemaparan merupakan unsur lain yang turut menentukan timbulnya
efek-efek yang tidak diinginkan ini. Pada peraktikum kali ini menunjukan uji
coba toksiktositivitas pada ikan yang di beri limbah seperti baygon, minyak
gorang, dan diterjen. Bedasarkan hasil limbah yang di berikan pada ikan
berdampak bermacam macam ada yang berdampak kematian pada ikan ada pun yang
tidak berdampak pada ikan.
Polutan : Minyak Jelantah
|
||||
Dosis
|
Menit ke-
|
|||
0
|
5
|
10
|
15
|
|
20 ml
|
Lincah, berada di dasar badan air
|
Lincah, berada di dasar badan air
|
Lincah, naik ke permukaan mencari oksigen
|
Lincah, naik ke permukaan mencari oksigen
|
40 ml
|
Diam di dasar air
|
Bergerak naik ke permukaan mencari oksigen
|
Bergerak naik ke permukaan mencari oksigen
|
Bergerak naik ke permukaan mencari oksigen
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan dosis 20 ml dan 40 ml minyak jelantah
di dalam badan air dalan waktu 15 menit belum dapat mematikan ikan mas atau
dengan kata lain waktu akumulasi polutan minyak jelantah belum mencapai keadaan
letal ikan mas di perairan. Hal ini disebabkan karena minyak jelantah yang
digunakan ialah minyak kelapa sawit atau crude
palm oil (CPO) yang memiliki sifat karsinogenik dalam tubuh apabila
terakumulasi secara besar besaran dan ikan mas juga masih mendapatkan oksigen
di dalam air sehingga walau akses oksigen tertutup oleh minyak jelantah, ikan
mas masih dapat hidup dalam waktu 15 menit.
Komentar
Posting Komentar